BERJABAT TANGAN DENGAN MALAIKAT DAN SETAN

Hidup bisa di-setting. Ingin gembira, ikhlas dan seriuslah dalam menjalankan sebuah peran, baik peran baik maupun jahat.
Manager, Coordinator, Engineer, Leader, Installer, TLH, Driver, Admin, Kasir, GA, Sekuriti hanyalah susunan huruf yang sangat mudah dihapus.

Tuesday 30 September 2014

Belajarlah dr Sejarah

Siang itu, selepas berjualan di arena CFD, saya meluangkan waktu utk Serhan, berusaha memnuhi janji saya utk mengajaknya jalan-jalan. Edisi kali ini adalah belajar sejarah sambil merasakan sejuknya Tretes. Meluncurlah sekeluarga plus Ibu Mertua plus keponakan menyusuri lengangnya Tol Dupak - Waru yg sedang kosong dr 'keong-keong jumbo' yg biasanya merayap di hari kerja.

Tak sampai 1,5 jam kami sudah makan siang di pinggir jurang di daerah Trawas. Hawa yg sejuk menyulap semangkuk mie menjadi makanan berat bagi perut kami.




Seperti kita ketahui, di daerah pegunungan ini, jaman dahulu kala memang sudah sangat terkenal sbg pusat keagamaan. Daerah ini dikenal sbg Gunung Pawitra. Berbagai peninggalan sejarah bertebaran di seantero gunung dan lembah. Hari itu kami memang tidak berkelana di situs-situs yang ada di gunung-gunung tsb. Namun kami menuju sebuah candi yg ada di kaki Pawitra sisi Timur, alias arah Pandaan.


Candi Jawi


Bukan sebuah candi yg jadi bidikan pelajaran sejarah kepada anak cucu. Bukan pula cerita yg mengiringi fungsi sebuah candi maupun kisah pembuatannya. Candi ini sudah tersohor sejak pertama kali didirikan. Pun dia sdh dilingkupi maksud dan arah tujuan pembuatannya. Namun terpenting yg harus diketahui anak cucu kita adalah revolusi mental (meminjam jargon Bpk. Jokowi Presiden RI). Revolusi pertama adalah saat ini mohon maaf siput belum dibutuhkan, yg dibutuhkan adalah singa, harimau, dan sekawannya. Hidup sangat keras maka berubahlah dari santai menjadi kuat, cepat, dan cerdik. Kaitannya dg candi ini dimana ya? Mungkin bagi org lain tdk ada kaitannya. Namun bagi saya dan anak saya sangat jelas ikatannya. Setelah berhari-hari bahkan berminggu-minggu saya bekerja dan anak saya diketati dalam segala hal, terutama ttg bermain dan ilmu turut menurut khas pembinaan anak kecil, kini waktunya dia mendapatkan hadiah. Hawa sejuk lingkungan candi serta kokoh megahnya bangunan telah membuat anak saya senangnya bukan main. Tak mengapa dia lari dan jatuh di sini toh selama beberapa waktu kebelakang dia benar-benar menjadi anak yg cepat, kuat, dan cerdik dalam mengikuti aturan orang tuanya.





Masjid Laksamana Cheng Ho Pandaan

Sang Laksamana muslim ini telah berkelana di perairan dunia dan pernah mendarat di bumi nusantara. Akulturasi budaya jelas terjadi tatkala beliau mendarat di sini. Kisah kehidupan dan kebesarannya tentu banyak ditulis di berbagai literatur.


Inti dari kehidupan manusia adalah ibadah. Inti dari inti ibadah adalah pengakuan kita makhluk sempurna kelemahannya di hadapan Pencipta namun kita akan jadi kuat jika kita memberikan sedikit kekuatan kita utk menjadikannya sbg manfaat bagi orang lain. Akulturasi merupakan sebuah kesempatan merealisasikan inti dari inti kehidupan, bagaimana seorang yg sudah mengakui sbg agen Islam memberikan warna "selamat"-nya bagi kehidupan orang lain. Melalui apa? Bom? Jihad? Teror? Tentunya bukan.

Seorang anak kecil harus dibiasakan sebagai agen manfaat. Memberi senyum pada teman sekelas, berbagi sedikit bekal roti bersama ustadzah, dll adalah pembiasaan azas manfaat di kehidupan sejak dini, untuk meraih azas manfaat layaknya Laksamana Cheng Ho di saat dewasa. Nahkoda tak akan bisa mengarahkan kapal menggunakan layarnya jika tidak bisa membelokkan sampan kecilnya menggunakan dayung. Sepakat?

No comments:

Post a Comment