Entah sebenarnya kita ada di bagian mana dalam sebuah piramida telekomunikasi. Jika dilihat dari 'potongan' fisik, kita sah sebagai penghuni kasta terbawah. Namun jika dilihat hasil kerja kita, kita pun layak diberi jabatan penting dalam piramida tersebut. Lantas, apakah kaitan kasta2 tersebut dengan kehidupan kita? Intinya, apapun kasta dan jabatan kita, jangan mutung alias patah semangat, "Semua makhluk di hadapan Allah sama, yang membedakan hanya seberapa bermanfaat dia bagi kehidupan".
Jika kita telusuri, betapa berjasanya seorang installer. Bayangkanlah, apa jadinya PT. Telkom Indonesia tanpa installer. Atau jangan deh menggunakan Telkom sebagai contoh, kita gunakan contoh yang lebih top, apa jadinya PBB Tel Ltd (maksudnya perusahaan telekomunikasi yang mempunyai jaringan seluruh dunia akhirat, jika ada tentunya...) jika tidak ada installer. Tentu semuanya hanya berujung pada kalkulasi kertas tanpa ada trafik.
Ya, installer memang salah satu manusia kuat yang pernah saya temui. Mereka menggantungkan nyawa pada seutas tali safety full body, bekerja di atas ketinggian rata2 lebih dari 50 m, dan tidak jarang harus melawan dingin kabut, gelapnya malam, dan teriknya siang. Saya tau dengan pasti, mereka ikhlas melakukan itu demi mendapatkan penghasilan. Suatu keberuntungan menjadi installer daripada harus menganggur dan dikejar kebutuhan yang kian mahal.
Meski bukan dari golongan orang-orang penting berdasi dan wangi, installer sesungguhnya menentukan keberhasilan bisnis telekomunikasi, meski terkadang sumbangsihnya masih dianggap minim.
Lihatlah bagaimana mereka berjuang keras di atas tower. Hemm.. Penilaian yang didasari ijazah dan kemampuan berpikir sangat tidak adil. Penilaian atas 2 aspek itu memang kian mengkerdilkan sumbangsih Sang Installer.
No comments:
Post a Comment