Petang dan Remang Pun Bagian Dari Keseimbangan

Pagi hingga siang di daerah tropis, seluruh yang ada akan merasakan bagaimana panasnya mentari. Bagi tumbuhan, hal ini dinilai mantap sebagai bekal fotosintesis. Bagi manusia dengan mata pencaharian sebagai petani garam, terik panas matahari adalah uang. Bagi pinguin yang diboyong ke Kebun Binatang Surabaya (jika ada hehehe...), ini adalah petaka, mereka bisa langsung langsing. Bagi pegawai kantoran dengan fasilitas ruangan ber-AC, ini mungkin juga petaka meski mereka bukan pinguin. Apapun itu, panas ini akan membawa kehidupan ke level seimbang hingga pada titik tertentu.

Tatkala timbangan sunnatullah sudah mencapai nilai tidak setara dalam hal panas memanas, maka petang akan datang mengantarkan malam. Hebat, tidak langsung malam, namun didahului petang sebagai pintu penyesuaian. Tuan Panas diberi waktu untuk berkemas dengan teratur sehingga para pelanggan Tuan Panas tidak akan kebingungan.

Begitulah keseimbangan ditetapkan. Sesuatu yang seimbang memberikan kelebihan dan nilai tawar paling baik dalam melihat 2 posisi. So, yang belum seimbang silakan timbang badan dan timbang hati. Yang merasa telah membuat temennya nangis, segeralah mencari cara untuk membuat sang teman tertawa. Bagi yang telah membuat hati dan diri sendiri terluka, silahkan berdamai dengan diri sendiri. Bagi yang telah membuat raga lelah, silahkan memanjakan tubuh.

Selama masih punya 'timbel' atau anak timbangan, jangan takut berbuat dosa. Seperti banyak dibilang sales salah satu detergent, "Berani kotor itu baik asal sanggup beli detergent saya".