BERJABAT TANGAN DENGAN MALAIKAT DAN SETAN

Hidup bisa di-setting. Ingin gembira, ikhlas dan seriuslah dalam menjalankan sebuah peran, baik peran baik maupun jahat.
Manager, Coordinator, Engineer, Leader, Installer, TLH, Driver, Admin, Kasir, GA, Sekuriti hanyalah susunan huruf yang sangat mudah dihapus.

Thursday 6 October 2011

Saya Berjuang untuk Cinta

Mungkin sudah seringkali kita dengar bahwa putaran nasib hidup bak putaran sebuah roda. Saat kita tengah berada pada titik tertinggi, maka bersiaplah untuk menapaki titik terendah. Memang begitulah adanya. Alam dan kehidupan telah diciptakan Allah dan di-running Allah dengan menggunakan prinsip putaran kesetimbangan. Jika Anda masih memiliki sedikit waktu untuk mempelajari sedikit ilmu mengenai pergerakan dan keberadaan benda2 luar angkasa seperti planet dkk, maka Anda akan menemukan bagaimana sebuah planet saling mempengaruhi melalui gravitasinya sehingga diantara planet2 tersebut terjadi sebuah kesetimbangan rumit yang membuat kondisi2 lain berjalan dengan baik. Namun jika Anda sudah enggan bersusah payah mempelajari ilmu astronomi guna menemukan kesetimbangan hidup, maka Anda bisa menyimak kisah saya di bawah ini.

Sesuatu dalam hidup saya yang menurut saya menjelma menjadi sebuah perputaran adalah mengenai sisi pendidikan dan pekerjaan yang telah saya jalani. Saya mulai saat menapaki masa sekolah dasar. Kala itu, kehidupan sangat keras. Waktu hanya diisi untuk belajar dan belajar. Anggap saja, putaran roda tengah menapaki masa sulit. Selanjutnya, berdasarkan ketentuan yang sudah tertulis di atas, maka saya bisa dipastikan akan menapaki putaran yang uenak di fase hidup selanjutnya.

  
Begitulah, akhirnya sebagian kecil rahasia hidup saya tersingkap. Saat memasuki pendidikan SLTP, saya memetik keenakan sebagai bagian dari ganjaran atas perjuangan yang saya lakukan di masa SD. Saya diterima di SLTP Negeri 1 Surabaya. Namanya anak-anak, jelas seneng banget diterima di SLTP yang udah dicita-citakan orang tua. Kenapa bisa begitu? Karena saya sudah memenuhi harapan orang tua, maka bisa ditebak hadiah banyak hadiah mengalir ke dalam koleksi saya. Sejatinya, hadiah itulah yang menurut saya menjadi sebuah keenakan, bukan SLTP Negeri 1 Surabaya-nya. Saya waktu itu sih bodo amat mau sekolah dimana, yang penting dapat hadiah.

Setelah menikmati hadiah2 yang membuat saya seneng, saya kembali dihadapkan pada perjuangan keras menapaki persaingan pendidikan ala bocah-bocah putih biru tua. Belajar dan belajar, mengayuh dan mengayuh sepeda di pagi hari. Selama 3 tahun rutinitas tersebut menjadi bentuk kehidupan susah yang harus saya hadapi pada periode hidup di masa SLTP. Hasilnya? Kembali sunnatullah keadilan hidup menghampiri. Setelah susah, datanglah senang. Ya, masuk fase SMU, saya diterima di SMUN 5 Surabaya, dan kembali bukan sekolahnya yang membuat hidup saya enak, melainkan hadiahnya yang membuat saya senang bukan kepalang. Saya dikado motor plus SIM C. Mantap dah, saya bisa keliling sesuka hati saya, mengunjungi tempat-tempat yang indah.

No comments:

Post a Comment