Mental-Mental Terjajah ~ Refleksi May Day 2014

Sebelum Anda membaca tulisan ini, ada baiknya saya menuliskan juga di mana saya berdiri. Saya adalah buruh, buruh asli, sejak 2004 hingga sekarang, sudah 10 tahun menjadi buruh. Saya juga manusia biasa yg mendambakan kesejahteraan dan mencoba berjudi dg nasib mengabdikan kemampuan menjadi buruh demi pengharapan kesejahteraan tsb. So, saya buruh.

Apakah buruh buruk? Wow, tentu tidak, buruh itu mulia. Namun sejarah panjang telah mengajarkan, yg terbaik dan termulia adalah bos-nya buruh.

Sebaik-baik manusia adalah yg paling bermanfaat. Saat menjadi bos buruh maka semakin luas kesempatan kita bermanfaat, paling tidak bermanfaat bagi buruh-buruh yg mengabdi ke kita. Bandingkan jika kita hanya seorang buruh tulen bin asli, bisa bermanfaat bagi keluarga saja sudah sangat bagus tuh.

Sebaik-baik manusia adalah yg bisa bersabar. Saat kekuasaan ada di tangan Anda, maka jika Anda bisa bersabar utk tdk 'ngampleng' orang yg salah atau bodoh atau tertindas, itu nilainya lebih tinggi daripada orang yg ndak punya kuasa yg bisa bersabar. Ya kebacut wis jadi pegawai biasa masih aja 'ngamukan' ama konco. Saat bos digoda 'kemalasan' anak buahnya, bisa saja bos murka tak terhingga, namun akan indah jika bos murka dg cara 'membimbing' penuh makna spt Pak Ganjar saat di jembatan timbang. Jika buruh bersabar, ya sudah sewajarnya, lha kalo ndak sabar dan maen semprot ya bisa-bisa mendapat surat percintaan dr HRD yg lazim disingkat "SP" Wkkkkk....

Jadi, jangan ada keraguan utk menjadi bos, atau setidaknya silahkan menjadi buruh yg berniat bos, yaitu buruh yg terus men-demo 'zona nyaman sbg karyawan' dg cara mengasah ketrampilan dan ide segar dg kerja kerasnya. Buruh berniat bos juga tercermin dari 'corong-corong orasi hatinya' yg selalu diarahkan ke dirinya sendiri dg sebuah nawaitu, "Pendapatan besar itu bersumber dr kecerdikan dan keikhlasan", bukan lagi berlomba-lomba nglurug kantor bupati atau gubernur utk meminta tunjangan parfum, tunjangan TV LED, tunjangan bioskop, UMK naik, dll.

Jika seorang buruh mengeluh, "Saya tak punya modal utk membuka usaha", itu adalah pikiran buruh sejati alias buruh yg memang berniat jadi buruh, bukan buruh yg ber-nawaitu bos. Utk jadi bos ndak perlu modal, ndak perlu pinjaman mikro bank, ndak perlu wajah ganteng / cantik. Utk jadi bos hanya butuh niat dan langkah pertama dr niat itu. Mau contoh?

Seorang pemilik rental mobil bisa jd berawal dr buruh rental mobil alias driver rental atau driver TLH. Simak pemirsa :

Seorang juragan tanah bisa berawal dr buruh tanam padi. Cekidot Bro :

Seorang pemilik sekolah panjat tebing bisa jadi berasal dr orong-orong penggali karang, sumonggo :

Seorang juragan besi tua bisa jadi berasal dr penjaga gudang spt ini:

Kepingin punya pergudangan di Margomulyo? Bisa dimulai menjadi seorang mover :

Mau mempunyai usaha delivery services bisa dimulai dr belajar angkut-angkut :

Agar bisa berwiraswata sbg owner subkontraktor telekomunikasi, perlu banget belajar 'nginceng' gini :

Pembaca yg budiman, sementara sekian dulu, nanti jika ketemu profesi-profesi baru akan saya update. Salam kerja kerja kerja jas jus was wus. S 7057 US (plat nomor Bus Mira langganan, dibaca Es Jos Jus).